Musim Hujan Menyapa Indonesia, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrim

Selasa, 04 September 2018 - 18:24 WIB
Musim Hujan Menyapa Indonesia, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrim
Musim Hujan Menyapa Indonesia, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrim
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa Indonesia mulai memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa September adalah musim transisi. “Jika ditinjau secara klimatologi, bulan September merupakan bulan transisi atau pancaroba. Secara bertahap sudah turun hujan yang walau belum merata di seluruh wilayah Nusantara,” tutur Dwikorita saat konferensi pers di Gedung BMKG, Selasa (4/9/2018).

Dwikorita menambahkan bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada 2019. “Salah satu karakter hujan di masa pancaroba adalah sangat lebat disertai petir dan angin kencang. Hujan di masa pancaroba berdurasi singkat dan biasanya turun pada siang hari dan menjelang malam hari. Awal musim hujan akan terjadi pada Oktober sampai Desember 2018, sementara puncak musim hujan terjadi pada Januari-Februari 2019. Namun pada setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-berbeda dalam memasuki musim hujan”, papar Dwikorita.

Berdasarkan pengamatan BMKG, terdapat aktivitas MJO (Madden Jullian Oscillation) atau massa udara basah dan fenomena gelombang atmosfer (Rossby & Kelvin Wave) yang cukup signifikan terjadi di wilayah Indonesia. Akibatnya, menyebabkan peningkatan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

Dwikorita menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap perubahan cuaca yang ekstrim. “Saya menghimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang terutama antara siang dan menjelang malam hari selama periode 3 hari ke depan. Awal musim hujan di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan NTB terjadi pada Oktober 2018. Sementara awal musim hujan di wilayah NTT, Sulawesi, Maluku dan Papua mulai pada November 2018.” ujar Dwikorita.

Sementara, bagi masyarakat pesisir dan para nelayan harap waspada potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter hingga 7 hari ke depan yang diperkirakan akan terjadi di Perairan Bengkulu hingga Barat Lampung, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Barat Bengkulu Hingga Lampung, Samudera Hindia Selatan Banten.

Pada September di Laut Jawa bagian tengah, Laut Arafuru, Perairan Kep.Sermata – Kep.Tanimbar akan terjadi gelombang setinggi 1.25-2.5 m, sementara di Samudra Hindia barat Sumatra, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT gelombang mencapai (2.5 – 4.0 m).

Untuk Oktober Laut Natuna utara, Pesisir Bengkulu, Laut Jawa bagian tengah, Laut Arafuru, Perairan Kep.Sermata – Kep.Tanimbar diprediksi akan terjadi gelombang setinggi 1.25 – 2.5 m, sedangkan potensi gelombang setinggi 2.5 – 4.0 m berpeluag terjadi di Samudra Hindia barat Sumatra, Perairan selatan Jawa – Sumba, Samudra Hindia selatan Jawa – NTT.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4693 seconds (0.1#10.140)